Zakiah Daradjat mengatakan bahwa
titik permulaan dalam belajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar peserta didik, karena rangsangan
tersebut membawa kepada senangnya peserta didik terhadap pelajaran dan
meningkatkan semangat mereka di samping perasaan mereka bahwa mereka mendapat
manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka dengan sungguh-sungguh.
Daryanto mengatakan, minat belajar
besar pengaruhnya terhadap prstasi belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, maka peserta didik tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya, ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. bahan pelajaran yang menarik
minat lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan
belajar.
Menurut Suja’i, dari sekian banyak
hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, faktor minat dan bakat
merupakan hal yang sangat penting. Karena dengan minat yang tinggi, peserta
didik akan belajar dengan sekuat tenaga, apalagi belajar bahasa Arab yang
membutuhkan mental yang berani dan tangguh tanpa mengenal malu untuk mencoba
dan juga berani salah.
Jika terdapat peserta didik yang
kurang minat belajaranya, sebaiknya diusahakan agar mempunyai minat belajar
yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita dan kaitannya dengan
bahan pelajaran yang dipelajari itu.
Minat belajar peserta didik akan
dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya faktor objek belajar, metode,
strategi, pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru, sikap dan perilaku
guru, media pembelajaran, fasilitas, lingkungan belajar, dan sebagainya. Faktor
tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru dalam upaya untuk
menumbuhkembangkan minat belajar peserta didik.
Sedangkan menurut Sukardi, menarik minat belajar peserta didik merupakan salah satu
upaya guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Pada umumnya
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan minat belajar dan perhatian peserta
didik rendah, diantaranya: Proses pembelajaran menoton,
atau tidak dimengerti oleh peserta didik, Guru tidak siap mengajar, Kesehatan guru atau peserta
didik terganggu, Peserta didik merasa tidak
dihargai, Suasanan pembelajaran
menegangkan.
Sebagian orang salah dalam memahami
arti membangkitkan minat belajar peserta didik. Mereka mengira hal tersebut
dicapai dengan menggunakan berbagai daya tarik pada awal pelajaran, menggunakan
rangsangan sementara yang dapat menarik perhatian peserta didik beberapa waktu,
seperti dalam metode ceramah, di mana guru menjelaskan materi pelajaran pada
peserta didik yang bergantung pada rangsangan sementara, misalnya kisah atau
cerita lucu, teka-teki, janji atau hadiah, dan lain sebagainya.
Rangsangan-rangsangan seperti itu boleh jadi benar, akan tetapi sering kali
mengecewakan, karena peserta didik akan segera bosan terhadap pelajaran, karena
tidak menyentuh diri dan keperluan mereka.
Proses pembangkitan minat belajar peserta didik
jauh lebih luas dan lebih dalam dari pada sekedar membuat rangsangan temporer
dalam pembelajaran, karena ia bergantung kepada pemahaman guru terhadap sifat
peserta didik, keperluan dan bakat mereka. Sebab menurut Zakiah Daradjat,
keperluan atau kebutuhan, sifat, dan bakat itu adalah potensi yang bisa
digunakan untuk mendorong mereka kepada kegiatan-kegiatan dengan tujuan
tertentu yang mereka ketahui dan berusaha untuk mencapainya, karena hal itu
menyentuh kebutuhan , sifat dan bakat tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar